Mahasiswa Sebagai Patron Pergerakan Dan Penerus Bangsa
Oleh: Ripan, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pakuan

Peran mahasiswa akan terlihat penting dan bermakna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jika orientasi dan sensitivitas kepeduliannya di kedepankan
Dalam perspektif sejarahnya mahasiswa senantiasa memberi kontribusi besar dan berperan aktif dalam pembangunan bangsa di Republik Indonesia ini. Mahasiswa memiliki tiga (3) peran utama, yaitu: agen of change, social of control, dan ketiga iron stock. Perlu di ingat pada kurun waktu 1950-1959 mahasiswa selalu memiliki peran saat terjadinya carut marutnya situasi politik bangsa Indonesia dan tidak menentunya sistem pemerintahan dan perundang-undangan yang ada saat itu.
Maka kondisi tersebut tidak berbeda dengan sekarang, justru persoalan bangsa saat ini lebih kompleks dan memerlukan penyelesaian dari berbagai elemen masyarakat, termasuk mahasiswanya.
Problem yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini sangat kompleks, menyangkut berbagai aspek kehidupan.
Ada tiga (3) persoalan besar yaitu: korupsi, kolusi dan nepotisme. Jika bangsa ini bisa lepas dari permasalahan tersebut maka cita-cita mewujudkan masyarakat yang sejahtera, harmonis, penuh cinta dan kasih akan tercapai, untuk mencapai cita-cita tersebut mahasiswa harus ikut andil dalam membangun bangsa Indonesia.
Orientasi gerakan mahasiswa sudah saatnya untuk berubah, dari paradigma lama menuju paradigma baru yang mencerahkan dan transformatif, artinya bagaimana mahasiswa mampu mengubah perilaku dan mengantarkan mahasiswa dari berpikir pragmatis menuju transformatif.
Dengan demikian, maka mahasiswa mesti terus memperjuangan dan melakukan tindakan untuk menuju kemajuan bangsa Indonesia.
Maka literasi dan kajian-kajian di lingkungan mahasiswa harus dibangun kembali. Dengan demikian, mahasiswa tidak menjadi gerakan ekstrem, baik ekstrem kiri maupun ekstrem kanan, budaya literasi dan diskusi harus menjadi perhatian dari masa ke masa sebagai bentuk melestarikan perjuangan the founding fathers negeri ini.
Selain itu, mahasiswa juga mesti mencari rumusan baru tentang bagaimana wawasan keagamaan khas Indonesia yang tetap mampu memelihara budaya bangsa dan merumuskan paradigma baru yang lebih baik.
Hal ini penting, sebab tuntutan dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia kedepan jauh lebih rumit jika dibandingkan dengan dulu dan sekarang, maka pandangan-pandangan pendahulu kita tentang wawasan kebangsaan menjadi penting untuk di aktualisasikan dalam kajian-kajian yang ada di kampus.
Sementara itu, gerakan-gerakan sosial-politik untuk menyampaikan aspirasi dan kritik konsruktif terhadap sistem pemerintahan mesti dilakukan secara efektif dan inovatif.
Mahasiswa juga perlu melakukan kajian-kajian mendalam mengenai kebijakan pemerintah terkait dengan kehidupan berbangsa dan bernegara, dan turut andil untuk mengontrol jalannya pemerintahan sesuai fungsi yang melekat pada mahasiswa itu sendiri.
Peran mahasiswa akan terlihat penting dan bermakna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara jika orientasi dan sensitivitas kepeduliannya di kedepankan. Ini sejalan dengan dua ciri utama yaitu: keagamaan dan keindonesiaan dua ciri utama itu juga menjadi arah tujuan yang harus dijadikan platform gerakan mahasiswa.
Diharapkan dengan dua ciri utama tersebut mahasiswa dapat berkiprah dan berperan aktif dalam menegakkan kebenaran di negeri ini.
Hal ini sejalan dengan cita-cita luhur the founding fathers itu sendiri. Ini artinya, bahwa sebagai mahasiswa tidak bias lepas dari pergumulan akademik-keilmuan, dan sebagai pergerakan mahasiswa harus dinamis untuk mewujudkan masyarakat yang sejahtera, harmonis, penuh cinta dan kasih ***
Penulis : Ripan, Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Pakuan